Rabu, 10 April 2013

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik? Apa itu? Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui tentang kehamilan ektopik ini. Jadi, kehamilan ektopik adalah hamil tidak pada rahim. Apabila kondisi kehamilan normal sel telur yang telah dibuahi akan berjalan melewati tuba falopi menuju rahim dan akan terjadi proses implantasi atau pelekatan di dinding rahim dan akan berkembang menjadi janin. Namun apabila kehamilan ektopik sel telur yang sudah dibuahi akan melekat pada tempat yang tidak semestinya.

Daerah-daerah terjadinya kehamilan ektopik bisa pada ovarium (indung telur), rongga abdomen (perut), atau serviks (leher rahim) namun hampir 98% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi. Perhatikan gambar berikut ini:







Gambar di atas terlihat daerah-daerah yang bisa menjadi daerah terjadinya kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik ini terjadi 1 diantara 50 kehamilan. Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa menjadi normal. Bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar di saluran tuba maka suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan perdarahan yang sangat hebat dan mematikan. Apabila seseorang mengalami kehamilan ektopik maka kehamilan tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang ditanggungnya.

Penanganan dari kehamilan ektopik ini ada beberapa macam. Apabila kehamilan ektopik ini terdeteksi dini maka Dokter akan selalu membatalkan kondisi kehamilan ektopik dengan cara pemberian obat-obatan untuk menahan perkembangan embrio. Efek jangka panjang akan dapat terhindarkan. Jika kehamilan ektopik telah terdektesi sejak dini, hal ini dapat ditangani dengan pemberian obat suntik agar dapat diserap oleh tubuh ibu hamil, hal ini dapat menyebabkan kondisi tuba falopi masih dalam keadaan utuh. Jika kondisi serius, seperti jika tuba falopi telah mengembang, maka dokter akan melakukan operasi.

Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko kehamilan ektopik adalah:
  1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya. Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua
  2. Penggunaan kontasepsi spiral dan pil progesteron. Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3 – 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam Rahim
  3. Kerusakan dari saluran tuba. Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah:

·   Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh.
·   Penyakit Radang Panggul. Menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea.
·    Endometriosi. Dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba.
·    Tindakan medis. Seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung –> menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba.

Gejala dari kehamilan ektopik
Pada awalnya gejala kehamilan ektopik ini hampir sama dengan kehamilan pada umumnya, seperti terlambat haid, mual-mual, mudah lelah, kerasnya payudara. Namun ada gejala lain yang terjadi pada kehamilan ektopik ini, yaitu seperti:
  1. Ibu mengalami nyeri hebat pada perut bagian bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam awalnya kemudian perlahan-lahan menyebar ke seluruh perut. Nyeri bertambah hebat bila bergerak.
  2.  Ibu mengalami perdarahan vagina (bervariasi, dapat berupa bercak atau banyak seperti menstruasi)
  3.  Ibu mengalami rasa sakit pada daerah panggul salah satu sisinya dan biasanya terjadi dengan tiba-tiba
  4. Ibu hamil mengalami pingsan
  5. Kulit ibu hamil akan terlihat lebih pucat
  6.  Ibu hamil mengalami tekanan darah rendah (hipotensi)
  7. Denyut nadi ibu semakin meningkat

Tentu kita sebagai seorang perempuan yang nantinya juga akan menjadi ibu tidak menginginkan suatu kehamilan yang abnormal seperti kehamilan ektopik ini. Untuk itu perlu adanya usaha pencegahan. Upaya pencegahan seperti tidak merokok, karena sesuai penjelasan di atas bahwa perempuan yang merokok memiliki resiko kehamilan ektopik sekitar 1,6 – 3,5 kali. Karena merokok dapat mempengaruhi pergerakan sel silia di tuba falopi. Lalu yang selanjutnya adalah berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Tentunya mencegah akan lebih baik walaupun kita tidak bisa secara 100% menghindar dari risiko kehamilan ektopik.

Sumber : 
http://bidanku.com/index.php?/kehamilan-ektopik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar